Sukses Bisnis Kuliner, juga Sukses di Kampus

Dengan modal nekat dan kemauan keras, mantan pengangguran mampu mengubah hidup jadi entrepreneur sejati. Berhasil di dua bidang sekaligus terkadang sulit. Tapi, bagi Darwin yang kini sukses berbisnis kuliner, juga mencatatkan diri sebagai mahasiswa berprestasi. Bahkan mewakili Kaltim di ajang Olimpiade Kimia.

“TIDAK
bisa berubah nasib seseorang, kecuali orang itu mengubahnya sendiri.” Kalimat inilah yang menginspirasi perjalanan hidup Darmin. Pria kelahiran 31 Desember 1986 ini menjadi pengusaha kuliner yang sukses. Siapa sangka, Darmin dulunya adalah seorang perantauan dari Sulawesi yang nekat menyeberang ke Kalimantan demi menggapai sukses di daerah orang.
Darmin menginjakan kaki di Samarinda sekitar awal tahun 2004. Saat itu, ia baru turun dari Kapal KP Kambuna yang lepas layar dari Makassar menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan. Bermodal Rp 300 ribu, dia mencoba mencari peruntungan di Kaltim. Tak ada sanak famili di Kaltim. Baginya apapun bisa dijadikan tempat tinggal sementara.
Beruntung, Darmin saat luntang-lantung tiba-tiba ditawari tempat tinggal oleh seseorang yang baru saja dikenalnya di kapal. Pria yang masih buta dengan kawasan Kaltim ini, tak ingin menyimpan curiga dengan orang tersebut. Darmin akhirnya menumpang di rumah kenalannya di kawasan Gunung Bakaran Balikpapan.
Selanjutnya, pemuda berbadan gelap ini mencoba mencari pekerjaan. Darmin akhirnya menjadi buruh pelabuhan selama beberapa bulan. Selain itu, ia juga sempat menjadi kuli pasar sampai hampir setahun lamanya.
Hasil tabungannya pun ia kumpulkan untuk bisa melanjutkan pendidikan dan bertahan hidup di perantauan. Akhirnya di tahun 2006, dia mendaftar sebagai mahasiswa di Politeknik Balikpapan. Setahun dia menjalani kuliah, masalah perekonomian menjadi kendala baginya. Lelaki kelahiran Makassar ini harus berbagi duit dengan kebutuhan perut. Dia pun memutuskan berhenti menjadi mahasiswa.
Tak lama kemudian, dia ditawari seseorang untuk bekerja sebagai koki masak di Samarinda. Setali tiga uang, orang yang menawari Darwin pekerjaan ini ternyata juga sedang mencari peruntungan dengan membuka usaha rumah makan di Jalan Merdeka Samarinda. Tapi, tak sampai setahun, usaha tersebut bangkrut total bahkan meninggalkan utang kepada banyak orang.
Saat itu Darmin dan rekannya sempat bingung bahkan selalu menghindar dari orang-orang yang terkait utangnya.
Darmin yang tak ingin menyusahkan orang tua, kembali meniti usaha kuliner dari nol. Dia mengawali dengan skala lebih kecil bermodal puluhan ribu rupiah. Darmin pun menjajal warung tenda di Jalan M Yamin Samarinda. Baginya, untung sepuluh ribu perak merupakan anugerah. Karena tak jarang ia tak mendapat untung sama sekali dari usahanya tersebut. Bahkan ancaman penggusuran dari Satpol PP menjadi ketakutan yang terus menghantuiya.
Sekitar setahun membuka usaha, dia mampu mengumpulkan pelanggan tetap. Pelayanan yang ramah pada pelanggan dan tetap menjaga cita rasa makanan menjadi resep suksesnya menggalang pelanggan. Sampai akhirnya uang yang dikumpul Damin gunakan untuk biaya masuk kuliah di Fakultas MIPA Jurusan Kimia Unmul pada 2008.
Disibukan dengan perkuliahan yang padat, tak jarang di malam hari dia membawa tugas kuliahnya sambil berjualan. Padatnya aktivitas Darmin malah membuatnya tertantang dan mampu belajar memanajemen waktu.
Pundi-pundi uang pun terkumpul, hingga Darmin bersama rekannya membuka usaha di tempat yang lebih baik dan permanen. Bahkan saat ini telah memiliki karyawan untuk membantunya. Omzetnya pun mencapai belasan juta per minggu.
Di samping berhasil mengembangkan usaha, Darmin sukses di kampus baik dalam akademik maupun organisasi. Indeks prestasinya selalu di atas 3, menjadikannya Asisten Praktikum di salah satu Laboratorium Kimia di fakultasnya. Selain itu ia juga pernah menjadi ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) MIPA, bahkan saat ini terpilih menjadi ketua Himpunan Akademik Mahasiswa Kimia (Himakim).
Prestasi akademiknya yang terus melejit, membawa Darmin lolos dalam lomba Olimpiade Kimia tingkat provinsi dan akhirnya mewakili Kaltim ke ajang berikutnya di Banjarmasin. Jika mengingat saat masih luntang-lantung, Darmin tertegun. Ternyata kuncil sukses itu bisa diraih hanya bermodal nekat, terus berusaha, dan jangan pernah putus asa. (*/qi)
SUMBER :  http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=100642

Comments

Popular Posts